Saturday, May 12, 2007


"PR" Edisi Terbaru
Sekilas Pikiran Rakyat
Kontak Cakrawala
24 Maret 196624 Maret 2006
Kamis, 16 Nopember 2006
Edisi Cetak
SUPLEMEN
> RUBRIK
Utama
Tahukah Anda?
Eureka
Sekitar Kita
Profil
Lainnya

> IKLAN MINI BARIS
Hotel
Komputer
Lowongan Kerja
Mobil
Rumah
Sepeda Motor
Telepon

> WEBMAIL
pikiran-rakyat.com
pikiran-rakyat.co.id

> ARSIP
Pikiran Rakyat
Teropong
Selisik
Belia
Gelora
Kampus
Cakrawala
Otokir
Khazanah
Hikmah
Pe eR Kecil

> LAINNYA
160 Tahun Penemuan Neptunus
Kelima buah planet yaitu Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus sudah dikenal manusia sejak masa prasejarah karena terlihat dengan mata telanjang. Tahun 2006 ini tepat 160 tahun penemuan planet Neptunus. Bila Uranus yang ditemukan pada 1781 oleh William Herschel dikenang sebagai planet pertama yang berhasil ditemukan pada era teleskop, maka penemuan Neptunus secara matematis pada tahun 1846 kembali mengukuhkan kebesaran nama Isaac Newton; hampir 200 tahun sejak Newton muda mengutak-atik persoalan gravitasi di kebun apel ibunya di Woolsthorpe.
PENGEMBANGAN instrumen dan teori astronomi tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Bersyukur, adanya revolusi industri telah mendatangkan perbaikan metode dalam pembuatan kaca dan pengerjaan logam, dua hal penting bagi astronomi. Pada paruh kedua abad ke-18, William Herschel (1738 –1822) berhasil membangun sebuah teleskop besar pada zamannya. Menurut cerita, di hari-hari awal beroperasinya teleskop, Herschel yang dibantu sang adik, Caroline, selalu menuju ruang teleskop seusai makan malam sambil mendendangkan lagu God Save The King.
Suatu malam menjelang musim semi, tepatnya pada tanggal 13 Maret di tahun 1781, dengan teleskopnya Herschel mendapati kehadiran sebuah objek di rasi Gemini. Awalnya Herschel menduga objek tersebut sebuah komet, sama seperti sejumlah komet yang telah ditemukannya sebelum ini. Pengamatan selama beberapa minggu setelahnya memungkinkan Herschel untuk dapat menghitung orbit objek bersangkutan, dan disimpulkannya bahwa objek tersebut bergerak terlalu lambat untuk sebuah komet.
Dalam waktu dua bulan sejak penemuan tersebut, astronom di seluruh Eropa sampai pada kesimpulan bahwa Herschel telah menemukan sebuah planet baru yang mengorbit Matahari di luar orbit Saturnus! Herschel yang saat itu bekerja sebagai astronom pribadi Raja George III dari Inggris, menamai planet temuannya Georgium Sidus sebagai penghormatan terhadap sang raja. Tapi, apa hendak dikata, alih-alih Georgium Sidus, hingga kini planet tersebut lebih dikenal orang dengan nama Uranus (Ayah Saturnus dalam mitos Romawi).
Penemuan Neptunus
Setelah penemuan Uranus, astronom menyadari bahwa orbit planet ini tidak mengikuti perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan Hukum-Hukum Newton. Sebelum tahun 1820, posisi Uranus di langit diketahui berada di depan posisinya yang diperoleh dari perhitungan dan setelah itu justru tertinggal di belakang. Meski ada kesangsian dari sejumlah ilmuwan tentang keberlakuan Hukum-Hukum Newton di jarak yang jauh dari Matahari (Uranus berada sejauh rata-rata 19,2 AU dari Matahari; 1 AU = 149.600.000 km), sebagian yang lain justru berspekulasi tentang kehadiran sebuah planet asing di luar orbit Uranus yang bertanggung jawab terhadap gangguan orbit yang terjadi. Dua orang matematikawan, John Couch Adams (1819–1892) di Cambridge, Inggris dan Urbain Le Verrier (1811–1877) di Paris, Prancis, secara terpisah mengerjakan perhitungan posisi planet yang dihipotesiskan tersebut.
Adams mulai mengerjakan perhitungan pada tahun 1841 hingga 1845. Pada tanggal 5 November 1845, Sir George Airy (1801–1892)--astronom senior di Observatorium Kerajaan di Greenwich–-mengirimi Adams surat yang menanyakan perkembangan yang telah dicapainya. Namun, agaknya Adams tidak cukup percaya diri untuk memublikasikan hasil perhitungannya, sehingga surat dari Sir George pun tidak diacuhkan. Saat Adams berusaha menyempurnakan perhitungannya, Le Verrier di Prancis telah berhasil menerbitkan kedua buah karya ilmiahnya tentang planet asing tersebut. Yang pertama pada 1 Juni 1846 dan berikutnya pada 31 Agustus di tahun yang sama. Tidak lupa, Le Verrier pun mengirimkan hasil perhitungannya pada Johann Galle di Observatorium Berlin, Jerman.
Sementara itu, di Inggris pada 2 September 1846, sehari setelah berkeyakinan dengan solusi yang diperolehnya, Adams untuk pertama kali berkirim surat pada Sir George tentang posisi planet yang dihipotesiskan tersebut berada. Sebenarnya, sebelum tibanya surat Adams, pada awal bulan Juli di tahun yang sama Sir George pernah meminta astronom James Challis di Cambridge untuk melakukan survei langit guna mencari keberadaan planet asing yang dimaksud. Lucunya, pada bulan Juli itu juga, James Challis pernah dikirimi Adams posisi planet yang diprediksikannya. Namun sayang, karena tidak didukung peta bintang yang memadai sebagai panduan, pencarian tersebut tidak membuahkan hasil.
Pada malam hari tanggal 23 September 1846, Johann Galle yang telah menerima hasil perhitungan Le Verrier mulai melakukan pencarian “planet pengganggu” Uranus dibantu mahasiswanya, Heinrich D’arrest, di Observatorium Berlin. Pada malam itu, sebuah objek berhasil mereka amati di lokasi yang sangat dekat dengan posisi yang telah diramalkan oleh Le Verrier. Selama beberapa malam setelahnya, objek tersebut diamati telah berpindah posisi relatif terhadap bintang-bintang latar belakang. Yakinlah mereka bahwa planet yang dipercaya menghasilkan gangguan gravitasi terhadap Uranus menurut perhitungan Le Verrier, telah berhasil ditemukan. Setelah melalui diskusi, disepakatilah Neptunus yang menjadi nama Dewa Laut dalam mitos Romawi (dikenal pula sebagai Poseidon dalam mitos Yunani) sebagai nama planet baru tersebut. Setelah diumumkannya penemuan tersebut, menjadi rahasia umum bahwa James Challis memerlukan waktu enam minggu untuk dapat menemukan Neptunus, sementara Johann Galle hanya memerlukan waktu selama setengah jam.
Penemuan Neptunus dapat dipandang sebagai pengukuhan paling spektakuler dari Hukum-Hukum Newton dan puncak kejayaan astronomi teoretik pada masa itu. Meskipun dengan berbekal perhitungan Le Verrier, Galle berhasil menemukan Neptunus lebih awal, para sarjana pada masa itu menyematkan penghargaan sebagai penemu baik kepada Le Verrier maupun Adams atas prediksi yang telah mereka lalukan berdasar pengetahuan yang mendalam tentang teori gravitasi. Akhir yang bahagia untuk semua? Belum tentu.
Seratus tiga puluh empat tahun berselang, yaitu pada tahun 1980, astronom memperoleh bukti baru yang menarik. Sebenarnya Neptunus telah diamati dan direkam oleh sejumlah pengamat pada masa lalu, hanya mereka semua luput mengenalinya sebagai planet. Bahkan dengan teleskop buatan sendiri, Galileo Galilei (1564–1642) telah mengamati Neptunus pada Januari 1613, 233 tahun sebelum Galle! Dalam sketsa yang ditinggalkan Galileo, tergambar pula Neptunus di sana. Hanya, karena berkonsentrasi pada Jupiter dan bulan-bulannya, Neptunus dikesani Galileo hanya sebagai “bintang” biasa sehingga penemuan bersejarah pun menjadi tertunda.
Sukses dengan penemuan Neptunus, pada tahun 1855 Le Verrier meramalkan lagi keberadaan planet di sebelah dalam orbit Merkurius yang disebutnya Vulkan untuk menjelaskan pergeseran kecil orbit Merkurius yang belum dapat diterangkan teori Gravitasi Newton. Sekarang diketahui, Vulkan tidak perlu ada. Penjelasannya sedikit lebih rumit karena memerlukan cara pandang baru tentang ruang waktu melalui teori Relativitas Umum Einstein.***

Judhistira Aria UtamaMahasiswa Pascasarjana Program Pengembangan & Pendidikan Astronomi, FMIPA-ITB; bergiat dalam popularisasi sains dalam NajmaScience.

© 2006 - Pikiran Rakyat BandungDikelola oleh Pusat Data Redaksi (Unit: Cyber Media-Dokumentasi Digital)
Kembali ke Atas

No comments: